Kepala Sekolah Smp 1
© 2022 - 2024 Developed By BAN-PDM
DEMONTRASI KONTEKSTUAL Wa w a n c a r a K e p a l a S e k o l a h MODUL 3.1 Dhani Irawan CGP Angkatan 8 Kota Bekasi SMK Negeri 15 Kota Bekasi
Wawancara 1 Salah satu kasus yang diceritakan oleh Ibu Supriatin adalah pengambilan keputusan menarik murid yang tingkat kehadiran saat praktik kerja lapangan (PKL) di dunia kerja kurang baik. Selanjutnya wakasek dan wali kelas berkoordinasi dengan orang tua agar murid tersebut menginformasikan penarikan dari dunia kerja dan akan dilakukan pembinaan selama satu minggu dan menginap di masjid sekolah. Pembinaan dilakukan bersama takmir masjid sekolah bertujuan meningkatkan kualitas keimanan dan kedisiplinan murid. Pendidikan Guru Penggerak
Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral? PERTANYAAN 1 Saya sebagai Kepala Sekolah sering menghadapi beragam permasalahan dari luar ataupun dalam sekolah. Berdasarkan permasalahan tersebut terjadi dilema etika ketika saya dihadapkan pada situasi harus memilih antara dua pilihan dimana keduanya secara moral benar tetapi bertentangan dalam pengambilan keputusan. Sedangkan bujukan moral saya dihadapkan pada permasalahan benar melawan salah dalam pengambilan keputusan. Permasalahan termasuk dilema etika pilihannya tidak melanggar hukum dan norma-norma yang berlaku. Jika permasalahan teridentifikasi memenuhi syarat tersebut maka termasuk kasus dilema etika. Begitu juga sebaliknya jika syarat tidak terpenuhi maka termasuk bujukan moral.
Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang samasama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan? PERTANYAAN 2 Pengambilan keputusan yang saya lakukan ketika menghadapi kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar adalah mengutamakan kepentingan bersama dengan memperhatikan keberpihakan pembelajaran pada murid. Keputusan akan saya ambil ketika sudah mendapatkan konfirmasi dari masing-masing pihak yang terlibat. Biasanya kasus diselesaikan pada tingkat bawah terlebih dahulu sebelum ke saya sebagai kepala sekolah mulai dari wali kelas, BP, dan Wakasek. Hal tersebut menjadi bagian dari identifikasi kasus sekaligus menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.
Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini? PERTANYAAN 3 Saya biasanya melakukan pengumpulan data dan informasi dari pihak-pihak yang terlibat dalam permasalahan tersebut. Selanjutnya saya konfirmasi dan konfrontir dengan pihakpihak tersebut dalam sebuah pertemuan. Pertemuan melibatkan wakasek, walikelas, kaprodi, dan pihak-pihak yang terlibat untuk memberikan masukan sebelum melakukan pengambilan keputusan. Setelah semua pihak menyampaikan pendapatnya secara bergantian saatnya saya mengambil keputusan yang terbaik dengan bermusyawarah.
Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? PERTANYAAN 4 mengidentifikasi permasalahan dengan mencari informasi pihak-pihak yang terlibat dalam permasalahan melakukan pertemuan musyawarah yang melibatkan seluruh pihak yang terlibat dalam permasalahan sehingga titik temu kesepakatan bersama dalam pengambilan keputusan yang terbaik dan dipertanggungjawabkan. Hal-hal yang efektif dalam kasus pengambilan keputusan pada kasus dilema etika antara lain:
Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? PERTANYAAN 5 masih ada pihak-pihak yang belum sepenuhnya menerima keputusan yang sudah diambil. Oleh karena itu masih diperlukan waktu untuk memberikan pemahaman kepada pihak tersebut agar menerima keputusan secara ikhlas dan besar hati. masih ada pihak-pihak lain yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan situasi dan kondisi untuk mengganggu keputusan yang sudah diambil. melakukan pengawasan atas keputusan yang diambil agar konsisten dalam melaksanakan keputusan tersebut. Tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika antara lain:
PERTANYAAN 6 Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan? Saya tidak memiliki waktu khusus dalam menyelesaikan kasus dilema etika. Saya menyelesaikan kasus tergantung pada jenis dan seberapa urgent masalahanya. Yang pertama saya lakukan ketika ada kasus yaitu melakukan koordinasi dengan pihak terkait seperti wakasek untuk membantu mencari informasi dan data sebelum dilakukan pengambilan keputusan.
Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika? PERTANYAAN 7 Menurut saya faktor-faktor yang dapat mempermudah dan membantu dalam pengambilan keputusan yaitu diperlukan koordinasi, komunikasi, dan komitmen yang baik dengan pihakpihak yang terlibat. Keterlibatan warga sekolah seperti wakasek, wali kelas mempunyai kontribusi besar seperti memberikan masukan/saran dan informasi sebagai kumpulan data dalam pengambilan keputusan kasus dilema etika. Komunikasi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan melalui musyawarah atau rapat untuk menemukan solusi terbaik juga.
Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika? PERTANYAAN 8 sebagai pemimpin pembelajaran memastikan bahwa keputusan yang diambil berdasarkan kesepakatan bersama yang diperoleh melalui musyawarah mufakat dan berkomitmen melaksanakan keputusan tersebut. meningkatkan pengetahuan dan pemahaman saya dalam pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan dengan pertimbangan yang terbaik. Pembelajaran yang dapat saya petik dalam pengambilan keputusan dilema etika antara lain:
Wawancara 2 Pengambilan keputusan dilema etika yang pernah dialami Ibu Nur Toyibah yaitu mengizinkan murid mengikuti ujian nasional dan lulus sekolah. Murid tersebut berasal dari keluarga yang tidak mampu dan teridentifikasi hamil saat mendekati waktu pelaksanaan ujian nasional. Satu sisi tidak ingin institusi mendapatkan komentar negatif atas kejadian tersebut namun disisi lain ada rasa kemanusiaan dan rasa kasihan. Harapan dari keputusannya dengan ijazah yang dimilikinya bisa bermanfaat untuk masa depan anak tersebut. Pendidikan Guru Penggerak
Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral? PERTANYAAN 1 Saya mengidentifikasi kasus dilema etika harus benar-benar melihat dan memilih setiap kasus atau kejadian dengan memperhatikan apakah kedua-duanya memberikan dampak positif. Saya menyadari pilihan itu sangat berat karena pilihan sama-sama baik maka harus mengidentifikasi setiap kasus dengan berhati-hati atau bijak dalam mengambil keputusan dalam kasus dilema etika.
Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang samasama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan? PERTANYAAN 2 Langkah yang akan saya ambil salah satunya mengumpulkan fakta-fakta yang berhubungan dengan permasalahan tersebut dimulai dari penyebabnya, latar belakang keluarga, dan apa permasalahannya. Berdasarkan fakta-fakta tersebut saya baru bisa memutuskan atau bisa mengambil keputusan yang terbaik karena keduanya sama-sama baik.
Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini? PERTANYAAN 3 Langkah-langkah atau prosedur yang biasa saya lakukan dimulai dari identifikasi masalahnya, mengumpulkan fakta-fakta selanjutnya melakukan musyawarah yang melibatkan dewan guru, komite sekolah, atau dengan para tokoh. Keterlibatan pihak-pihak lain disesuaikan dengan kasus yang dihadapi.
Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? PERTANYAAN 4 Hal-hal efektif pengambilan keputusan sebuah kasus yang saya lakukan seperti mengidentifikasi permasalahan dengan mencari fakta-fakta dan melakukan musyawarah bersama pihak-pihak yang terlibat untuk menentukan kesepakatan bersama.
Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? PERTANYAAN 5 Tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus dilema etika yaitu apabila kita menghadapi orang yang memiliki latar belakang berbeda maka pandangannya dipengaruhi latar belakang budaya, latar belakang pendidikan atau senioritas. Berawal dari situlah kita nanti akan menemukan tantangan karena otomatis berbeda pandangan. Akibatnya dalam pengambilan keputusan menjadi lebih alot dan membingungkan karena sebenarnya kedua sudah benar dan tidak ada yang dirugikan.
PERTANYAAN 6 Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan? Saya dalam menyelesaikan satu permasalahan dilema etika tidak pernah menjadwalkan waktunya kapan. Karena memang namanya suatu permasalahan dilema etika bisa datang sewaktu-waktu dan bukan direncanakan. Artinya kita menyelesaikan masalah itu pada saat muncul masalah dilema etika langsung kita selesaikan saat itu juga. Meskipun memang saat itunya bukan pada hari yang sama tetapi secepatnya kita mencari jalan keluar keputusan untuk menjadikan satu pilihan yang tepat.
Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika? PERTANYAAN 7 Ada. Faktor yang membantu dan mempermudah pengambilan keputusan antara lain dewan guru yang terlibat dengan kasus dilema etika, orang tua pastinya, kemudian para tokoh masyarakat dan tidak menutup kemungkinan melakukan sharing dengan pihak yayasan.
Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika? PERTANYAAN 8 Pembelajaran yang saya dapat dari pengalaman mengambil keputusan dilema etika ini adalah kita akan mengutamakan musyawarah untuk mencapai keputusan yang terbaik. Harapannya tidak ada keputusan kita yang salah dan keputusannya tidak merugikan salah satu pihak. Kemudian diselesaikan secara bersama-sama untuk mendapatkan yang terbaik dari masalah tersebut.
Analisis dan Refleksi Wawancara Kepala Sekolah Analisis dan Refleksi Wawancara Kepala Sekolah Pendidikan Guru Penggerak
REFLEKSI WAWANCARA Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan halhal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan? melakukan identifikasi permasalahan dari kasus yang dihadapi melakukan komunikasi melalui musyawarah/rapat/diskusi bersama pihak-pihak yang terlibat khusunya warga sekolah seperti wakasek, wali kelas, dsb. mengambil keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan dan menunjukkan keberpihakan pada murid. meminimalkan dampak negatif dari permasalahan dilema etika baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Berdasarkan hasil wawancara bersama dua kepala sekolah bahwa proses pengambilan keputusan melallui hal-hal sebagi berikut: Saya melihat kedua sekolah tersebut sudah melaksanakan dan sesuai dengan modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan, dengan menenuhi salah satu atau lebih dari 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
REFLEKSI WAWANCARA Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan? Melakukan identifikasi masalah dan mengumpulkan fakta-fakta (informasi) Melakukan diskusi dan komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam permasalahan Tidak ada jadwal khusus dalam penanganan kaus dilema etika Persamaan atau perbedaan yang muncul berdasarkan hasil wawancara antara lain: Menurut saya kedua kepala sekolah sudah sepenuhnya melakukan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid dan bertanggungjawab. Alasannya kedua kepala sekolah sudah melakukan pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan, dengan menenuhi salah satu atau lebih dari 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Artinya keduanya sudah menerapkan Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin sesuai teori di modul 3.1.
REFLEKSI WAWANCARA Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka? Sebagai pimpinan harus memiliki rencana kedepannyadalam menghadapi permasalahan dilema etika dengan melakukan praktik menggunakan tahapan-tahapan pengambilan keputusan sesuai dengan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan lebih lengkap termasuk pengujian dan investigasi opsi trilema melibatkan pihak yang berwenang. perlu diingat bahwa penyelesaian kasus secara kekeluargaan dan menunjukkan kenberpihakan pada murid. Efektivitas pengambilan keputusan yang sudah diambil dapat diukur dengan melakukan pengujian benar-salah sehingga keputusan yang diambil saling menguntungkan dengan prinsip kekeluargaan, melakukan refleksi atas keputusan yang telah disepakati. Selanjutnya meminta saran dan masukan dari pihak lain yang terkait dalam pengambilan keputusan tersebut.
REFLEKSI WAWANCARA Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya? mengidentifikasi permasalahaan dan mengenali nilai-nilai kebijakan yang ada melakukan koordinasi dan komunikasi dengan baik bersama pihak-pihak yang terlibat menerapkan 4 paradigma, 4 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam setiap permasalahan dilema etika Penerapan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan sendiri maka saya akan melakukan hal-hal sebagai berikut: Saya secepatnya akan menerapkan pengambilan keputusan dimulai dari lingkungan terdekat yaitu ruang kelas saat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh murid.
DAFTAR TUGAS/CHECKLIST REFLEKSI WAWANCARA Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Salam dan Bahagia tergerak bergerak menggerakkan
Kegiatan Jalan Sehat dan Makan Ikan Laut Bersama
SMP 1 Bantul mengadakan jalan sehat seluruh warga sekolah baik siswa, guru dan karyawan. Tanggal 9 September selalu membawa makna tersendiri bagi olahraga Indonesia. Karena 9 September dicanangkan sebagai Hari Olahraga Nasional.
Peringatan Hari Olahraga Nasional pertama kali berlangsung tanggal 9 September 1983. Dasar penetapan itu berkaitan erat dengan momen bersejarah dalam olahraga Indonesia, yakni diselenggarakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama tanggal 9-12 September 1948 di Stadion Sriwedari Solo, Jawa Tengah.
Lantas apa yang bisa dimaknai dari sejarah Hari Olahraga Nasional? Olahraga secara filosofis, diartikan sebagai proses, actus tubuh dalam mengada. Plato dalam Republica menyatakan seni olah tubuh meningkatkan entitas kemanusiaannya melalui disiplin gerak yang menyatu. Buah pemikiran Plato tentang olahraga kemudian menghasilkan revolusi masyarakat Yunani kuno yaitu munculnya kaum Spartan. Kelompok ini dikenal dalam sejarah peradaban dunia sebagai pasukan militer yang tangguh dalam berperang sehingga berhasil menaklukan sebagian dunia. Spartan mengutamakan kedisiplinan, kemahiran bertarung dan semangat korsa yang solid.
Semoga dengan momen Haornas bangsa Indonesia bisa bangkit dari segala keterpurukan sosial politik serta ekonomi yang melanda negeri ini. Pokoknya mens sana in corpore sano.
SMP 1 Bantul pada tanggal 9 September 2019, sehabis jalan sehat mengadakan kegiatan MAKAN IKAN LAUT BERSAMA, seluruh warga sekolah makan ikan laut.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia telah menjadikan maritim sebagai bagian dari kebudayaan Indonesia. Keterbukaan terhadap perubahan, semangat pantang menyerah, dan bekerja keras adalah corak kebudayaan maritim yang menjadi karakter manusia Indonesia.
Dalam rangka membangun kemaritiman diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan berjiwa bahari, melalui sektor ekonomi, pariwisata khususnya pada sektor pendidikan.
SMP 1 Bantul sebagai Model Implementasi Kurikulum Kemaritiman dikembangkan berdasarkan sejarah, nilai budaya, dan potensi kemaritiman untuk membentuk cinta tanah air dan jiwa bela negara dalam rangka membangun kembali Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Pada model Implementasi Kurikulum Kemaritiman tidak akan menambah mata pelajaran baru, tetapi berupa kontekstualisasi atau warna mata pelajaran, pengayaan atau integrasi dalam mata pelajaran, ekstrakurikuler dan budaya sekolah serta muatan pelajaran tersendiri atau muatan lokal. Salah satu ujudnya dengan cara mempromosikan kepada peserta didik dan warga sekolah untuk makan ikan.
© 2022 - 2024 Developed By BAN-PDM
7. Jl. SMP 188 No.2, RT.2/RW.4, Rambutan, Kec. Ciracas, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13830